Admin CPanel: Log In | Contact Us | Photobuchet | Youtube | Kalghari Shop

 



Al-Miftah Kejayaan Dalam Belajar Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah bahasa kaum muslimin. Hingga akhir zaman nanti bahasa ini akan tetap teguh dan utuh sebab al-Qur`an dan hadith Rasulullah S.A.W akan terus ada hingga saat itu. Maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum muslimin untuk mempelajarinya dan berusaha semaksima mungkin untuk menguasai kemahiran bahasa ini. Bahkan wajib bagi kita untuk mendalaminya sebagai saranan kita untuk memahami kitabullah dan sunnah Rasulullah S.A.W

1.NIAT

Niat merupakan asas yang penting yang harus kita tanyakan kepada diri kita sebelum kita melangkah lebih jauh. Kita sebagai seorang muslim patut dan harus menanyakan dan menjelaskan kembali niat kita dalam setiap langkah untuk sebuah urusan kita, jangan sampai kita sudah melangkah begitu jauh, mengorbankan seluruh harta, jiwa, raga dan harta, namun sayang beribu sayang semua yang kita keluarkan sia-sia bagai debu berterbangan tiada ertinya disebabkan niatnya yang kurang jelas dan jauh melencong dari tuntunan syari`at Islam. Sebagai seorang muslim, kita diberikan kemudahan oleh Allah ta`ala untuk menjadikan setiap aktiviti kita bernilai ke arah ibadah, tentunya dengan niat semata-mata mengharap redha Allah S.W.T.. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sufyan Al-Thauri Rahimahullah:

“ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي”

“Tidak ada sesuatu yang lebih susah bagiku kecuali niatku”.

2.TEKAD

Setiap perancangan pasti mempunyai tujuan, untuk mengapai tujuan tersebut harus lah bermodalkan tekad yang kuat dan bersungguh-sungguh, terus berjuang dan pantang menyerah. Ada sebuah ungkapan Arab yang mengatakan:

فإن العلم لا يُنَال براحة الجسم

“ Bahawa Ilmu itu tidak akan pernah didapat dengan bersantai-santai”.

Kita lihat bagaimana kisah Imam Al-Kasa`I, Imam penduduk Kufah dalam ilmu Nahu. Ketika beliau memulai belajar nahu, beliau merasa tidak mampu dan hampir putus asa, suatu hari beliau melihat seekor semut merangkak di dinding membawa sepotong makanan, ketika mulai merangkak dia terjatuh, lalu bangun kembali, membawa makanan tadi dan terus merambat ke dinding, dia terus berusaha dan bertekad untuk terus membawa makan tersebut dan berjalan. Imam al-Kasa`I berkata: “Semut ini begitu kuat tekadnya hingga sampai ke tujuan”, maka beliau pun terus berjuang dan akhirnya menjadi Imam dalam ilmu nahu.

3.SENANG

Kecintaan kepada bahasa Arab menjadi sebuah harga mati sebagai saranan untuk meraih kejayaan dalam mempelajarinya. Seseorang yang memiliki kecintaan kepada sesuatu atau kepada seseorang pasti dia akan bersungguh-sungguh dan terus berusaha untuk mendapatkannya walaupun harus berkorban, baik waktu, mahupun tenaga. Orang yang suka dengan salah satu madah kuliah pasti dia akan rajin masuk kelas walau kadang-kadang tubuh sakit, merasai rugi kalau ketinggalan, merasa mudah, senang dan cepat memahaminya serta hari-harinya pun tidak akan terlepas dari berbicara isi madah kuliah tersebut.

Lebih-lebih kita sebagai seorang muslim, seharusnya kita harus lebih mencintai dan berbangga dengan bahasa Arab dibanding bahasa asing yang lainnya, kerana bahasa Arab adalah bahasanya umat Islam, bahasa al-Qur`an, bahasa wahyu Allah, bahasa para penduduk surga. Lalu apakah layak kita lebih mencintai bahasa asing selain bahasa Arab?

Cuba kita melihat sejenak bagaimana para ulama Islam yang terdahulu, yang mungkin nama-nama mereka sering kita dengar seperti Sibawaih, al-Zamakhsyari, al-khawarizmi, apakah mereka orang-orang Arab yang tadinya mahir berbahasa Arab? Jawapan sebenarnya mereka bukan orang Arab dan awalnya tidak mampu berbahasa Arab. Namun mereka terus belajar karana mereka seorang muslim dan mereka mencintai bahasa Arab.

Al-Khawarizmi pernah mengatakan: “Demi Allah, kefasihanku terhadap bahasa Arab lebih aku cintai dari pada kebanggaanku terhadap bahasa Parsi”

4.SABAR

فَصَبْرٌ جَمِيلٌ
“Sabar itu Indah”

begitulah Allah ta`ala menyebutnya dalam surat Yusuf ayat 18. Yang merakamkan begitu pentingnya kedudukan sabar dalam kehidupan kita.

Ketika belajar bahasa Arab, kita perlu mempertebalkan kesabaran, jangan mudah jenuh, bosan dan menjauhkan rasa malas dari diri kita. Tidak mungkin orang akan membina rumah langsung dari atapnya, dia pasti memulakan membinaan itu dari asas yang kuat dan kukuh. Dipermulaan mempelajari bahasa Arab kita akan belajar dari segi asas-asas terlebih dahulu, kemudian baru masuk yang lebih tinggi dan begitu seterusnya, kita akan memulainya dari tajuk satu, dua dan seterusnya. Dan tidak akan pernah loncat atau melangkau dari satu tajuk ke tajuk yang lain kecuali dengan berurutan. Dalam kaidah bahasa Arab disebutkan:

من لم يتقن الأصول؛ حرم الوصول

“Barang siapa yang tidak kuat dasar ilmunya, maka dia akan terhalang untuk sampai kepada ilmu yang ia pelajari”


5.BAHASA ADALAH KOMUNIKASI

Permulaan bahasa yang dialami oleh setiap orang dimasa kecilnya dari bahasa ibunya (bahasa aslinya) adalah melalui proses tanpa dirasakan dan tanpa disengaja, karana ketika seseorang belajar bahasa ibunya dia belajar secara alami, biasa dan tidak terlalu memperhatikannya. Dia belajar bagaimana untuk berucap dan berutas kata perkataan kemudian kalimat perkalimat tanpa memikirkan caranya samaada betul atau salah. Yang asasnya bagaimana dia boleh berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan orang Arab mahupun dengan orang bukan Arab untuk saling memahami dan dapat dipahami.

a)Unsur bahasa

i. Al-Aswat :

Al-Aswat adalah suara, yaitu bagaimana kita mengucapkan bunyi suara dalam bahasa Arab dengan baik dan benar sebagaimana orang-orang Arab mengucapkannya. Asas dari mempelajari al-Aswat ini adalah kita mampu untuk memahami suara atau bunyi tersebut, mampu untuk membezakan di antara satu bunyi dengan bunyi yang lain dan boleh mengamplikasikannya dalam bentuk yang lain.

ii. Al-Mufradat

Kosa-kata menjadi keperluan yang asas ketika mempelajari bahasa Arab. Bagaimana mungkin kita dapat berbicara kalau kita tidak memiliki kosa-kata?, bagaimana mungkin kita akan membuat satu kalimat kalau kita tidak menghafal satu persatu kosa-kata yang kita temui ketika kita belajar bahasa Arab.

Maka sediakanlah buku kecil atau kertas khusus untuk kita menulis setiap kosa-kata yang kita temui, bezakan di antara kata kerja dengan kata benda atau kata sifat. Dalam menulis kata kerja dan tulis juga bentuk madhi dan mudhari`nya, begitu juga dalam menulis kata benda tulis bentuk mufrad dan jama`nya.

iii. Al-Tarakib

Setelah kita mempelajari al-Aswat dan al-Mufradat yang kita mula mempelajari kaedah-kaedah dalam bahasa Arab, atau bisa juga sambil belajar al-ashwat dan al-mufradat kita juga belajar al-tarakib. Kita mulai dari kaidah yang dirasa mudah dan sering digunakan kemudian meningkat terus sampai kaidah yang paling sulit. Dalam mempelajari kaidah ini perlu juga kita praktikkannya dengan membuat kalimat-kalimat dalam bahasa Arab.

b)Kemahiran bahasa:

i. Istima`

Kemahiran istima` adalah kemampuan kita memahami sebuah ungkapan kata atau kalimat melalui pendengaran kita. Semakin acap kita mendengarkan orang lain berbicara bahasa Arab akan semakin bertambah pula kemahiran istima` kita.

ii. Kalam

Dapat berbicara dalam bahasa Arab merupakan salah satu bentuk kemahiran berbahasa. Yaitu dengan cara mengucapkan huruf, kata atau kalimat dengan benar dan sesuai dengan kaedah bahasa Arab, serta ucapan kita pun dapat dipahami orang lain.

iii. Qira`ah

Qira`ah adalah kemahiran kita dalam memahami sebuah teks bacaan. Kemahiran ini mampu kita lakukan bila-bila saja, samada di dalam kelas mahu di luar kelas, atau kita membaca majalah, surat khabar, buku ataupun juga informasi yang berbahasa Arab di internet.

iv. Kitabah

Bentuk terakhir dari kemahiran bahasa Adalah kemahiran menulis dengan bahasa Arab, kemahiran ini adalah gabungan dari dua unsur, yaitu unsur gerakan atau bakat penulisan huruf perhuruf atau kata perkata dalam bahasa Arab, juga unsur yang mampu mengaplikasikan kaedah, mufradat, dan penggunaan bahasa yang dituangkan dalam bentuk kalimat atau perenggang

6.JANGAN BELAJAR APA ITU BAHASA, TAPI BELAJARLAH BAHASA ITU

Jangan sampai ketika kita belajar bahasa Arab dengan belajar apa itu bahasa, ertinya jangan terlalu menyibukkan diri dengan mendalami dan menghafal definisi-definisi yang terkait dengan kaedah bahasa Arab. Sebab yang terpenting adalah memahami definisi tersebut lalu mencoba mengaplikasikannya dalam sebuah kalimat.

Ini kerana ia mempunyai kaitan dengan unsur bahasa dan kemahiran bahasa yang telah disebutkan di atas. Maka dari sinilah pentingnya kita menanamkan pada dalam bahawa belajar bahasa Arab itu perlu menyeluruh jangan sepotong-potong.

7.DIBIMBING

i. Pentingnya guru

Hukum asal dalam menuntut sebuah ilmu adalah melalui seorang guru bukan belajar terus dari sebuah buku. Ada yang mengatakan:

من دخل في العلم وحده؛ خرج وحده

“Barang siapa yang masuk ke dalam sebuah dengan sendirian maka dia akan keluar dengan sendirian pula”

Maksud adalah barang siapa yang menuntu ilmu sendirian tanpa memiliki seorang guru, maka dia akan keluar darinya tanpa memiliki ilmu.

ii. Buku panduan bahasa Arab untuk orang bukan Arab

Buku bahasa Arab yang mencakupi semua aspek kemahiran bahasa, tentunya adalah buku bahasa Arab karya orang-orang Arab sebagai pemilik bahasa. Karana mereka lebih mengerti, mengetahui, memahami dan lebih menguasai bahasa mereka dibandingkan orang-orang bukan Arab. Mereka juga lebih tau asas, metode dan strategi pembelajaran bahasa Arab yang sesuai untuk orang-orang bukan Arab demi mencapai tempat kemahiran berbahasa.

iii. Perlunya teman

Disaat kita mempelajari bahasa Arab mahupun sesudahnya kita perlukan teman untuk menjaga kemahiran bahasa Arab kita. Kita perlu teman untuk kita ajak berbicara untuk mengasah kemahiran istima` dan kalam kita, kita butuh buku untuk menguatkan kemampuan qira`ah dan kitabah kita.

iv. Suasana

Hal yang terpenting dalam belajar bahasa arab ini adalah suasana atau bi`ah lughawiah yang dapat menjaga kemahiran bahasa kita. Jangan merasa aman dan tenang dengan pelajaran bahasa Arab yang pernah kita pelajari dulu kerana kita diam sendirian tanpa mencari bi`ah lughawiah, atau badan bahasa Arab sebab dalam waktu yang sangat singkat kemahiran bahasa yang kita miliki boleh hilang tanpa ada sisa sedikitpun.

Dari paparan di atas kita semakin memahami bahawa untuk meraih kesjayaan dalam mempelajari bahasa Arab tidak hanya bermodalkan keinginan mahupun kesempatan, namun juga perlu tekad, cinta, dan sabar sebagai jambatan untuk menguasai dan mendalami bahasa Arab dengan fasih dan benar, yang itu semua digabungkan dalam niat yang benar dan semata-mata mengharap redha Allah ta`ala sehingga apa yang kita lakukan mendapatkan pahala.

Masadir

1
-Dr. Abdul Rahman bin Ibrahim Al-Fauzan, Ta'lim al-Lughah al-Arabiah, Durus al-Daurat.
2-Abu Syatir Talib bin Abdul Rahman Fiqh al-Lughah al-Arabiah, Diploma Islam, Jabatan Bahasa dan Kesusasteraan Arab, Kuliah Ugama Sultan Zainal Abidin (KUSZA), Terengganu, Malaysia.
3-Dr. Ahmad Fuad bin Mahmuh Imran dan Dr. Fathi Mohd Syahin, Fusul Fiqh al-Lughah al-Arabiah, Qism Usul al-Lughah, Jamiah al-Azhar, Iskandariah, Egypt.
4-Dr. Fahti Anwar ad-Dabuli, Fi Fiqh al-Lughah Wa Khasaih al-Arabiah, Kuliah al-Lughah al-Arabiah, Jamiah al-Azhar, Zagazig, Egypt
.

Disediakn oleh
Paek
Rumah Beras, Zagazig
Jam 8.38 malam

Labels:

posted by Kalghari Network™ @ 7:12 PM,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home